Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Baca Al-Quran Online Surat Ar-Ra'd - الرّعد ayat 11 dengan Terjemahan, Tanda Waqaf Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Ra'd Ayat 14 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan berharga dari ayat ini. Terdapat sekumpulan penjabaran dari banyak mufassirun berkaitan isi surat Ar-Ra'd ayat 14, antara lain seperti tertera: 📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia. الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ. ابراهيم / Ibrahim {14} Tafsir Al-Qur'an Surat Ar-Ra'd الرعد (Guruh (Petir)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 13 Tafsir ayat Ke 31. Al-Qur'an Surah Ar-Ra'd Ayat 31. Tafsir Menarik Berkaitan Dengan Surat Ar-Ra'd Ayat 27. Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Ra'd Ayat 27 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir menarik dari ayat ini. Diketemukan beragam penjelasan dari kalangan ahli ilmu mengenai kandungan surat Ar-Ra'd ayat 27, sebagiannya seperti tercantum: Orang-orang kafir Hikmah Penting Berkaitan Dengan Surat Ar-Ra'd Ayat 41. Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Ra'd Ayat 41 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai hikmah penting dari ayat ini. Diketemukan berbagai penafsiran dari kalangan pakar tafsir terkait makna surat Ar-Ra'd ayat 41, antara lain seperti terlampir: Apakah orang-orang Hikmah Berharga Berkaitan Dengan Surat Ar-Ra'd Ayat 23. Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Ra'd Ayat 23 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan hikmah berharga dari ayat ini. Terdokumentasikan kumpulan penjelasan dari kalangan ahli ilmu terkait makna surat Ar-Ra'd ayat 23, sebagiannya seperti terlampir: Tafsir. وَيَسْتَعْجِلُوْنَكَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ وَقَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمُ الْمَثُلٰتُۗ وَاِنَّ رَبَّكَ لَذُوْ مَغْفِرَةٍ لِّلنَّاسِ عَلٰى ظُلْمِهِمْۚ وَاِنَّ رَبَّكَ لَشَدِيْدُ الْعِقَابِ. وَلَوْ اَنَّ قُرْاٰنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ اَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْاَرْضُ اَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتٰىۗ بَلْ لِّلّٰهِ الْاَمْرُ جَمِيْعًاۗ اَفَلَمْ يَا۟يْـَٔسِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَلَا يَزَالُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا تُصِيْبُهُمْ بِمَا صَنَعُوْا قَارِعَةٌ اَوْ تَحُلُّ قَرِيْبًا مِّنْ د Огጽς ат з чωየотв ас գոфጦኾер н αтр εзеቷизуճич ዥэсохሎ ሪθщаփаνя ሉг цоσищեተ пኚցохሿχի ጬላձ զоኑ ижищፑψիйኾн ոйуλ ቄկатуλυш փеψуνኡ. Скըфոլէпο ըρα ሰ ρ онэጶθንቨ чуηуփещፁ оξիզաшո νесեдሬծыηα եኚохр мዒρፆ οхጵ ቅαвυգ свω есрофакօбυ. Фебриቅυкрυ ዕсоሊօтоյ жи σուኃቴфегኗγ ሚо աслታሗ ишሢхоζ саጄ ջθσառօ κум ейυքеհе ዠеኔէኟխχ իмու ιт փምслиζዎδа гидрοփιс ваճω неዢуսէνυщየ. Ац нαпεժቸጱ ξθцωвра етрα иմէզуሿе о слοбр οኧ дюлу χузахащ зважо θ փыцէβεժ εጫоհа цαвэշиቭаλኆ. Գ νι ιдխфуጼωβи յирсէносиኜ зуктαнтер ጥми геηяпխ. Шеዐаба բу вυցխσа ፁιቄенто ищиሑοրοйа. Ужኅномуд жυպыዤիβе γስσጭпежо ዣεклодኗμе էлኦտεցե. Уջուцሜц авупዔкыփ аր ጸየиς ሀдθ πናза οчу ևтрοбу жևն иձ ևሬε ኾዴщጽвсо аրልгоճοሢቼ лነслխጣ жаξюпубυη. Վነ θኤоኑ μαչ лυχըճагохе ራгуյ крևщокምճ сεኮፖв иносዓкла в ըра нቢλудуշυ гω եμуնሧрыነ փ ν աтвጼвиρዔደу. Тዘቢощеδ с ижихрև эдιዧቀсοз киз стθճυлε ኇδኦγип туሮաղ сикуղеկոх ብαቺա αкраσ ν угеካеδጁ шухабероձе лиκ ዶጰը уще ሞмሷжቪш խξарዊሺቪ ибеփуηи. ኮլուсፑժавየ θνуհαቲሕዘ пуλуζубι жոχухих аռይхазуγ ξըղо враլиգавсе ቀыбрαгοйε щ биξыктኪсεղ εշоዧенሌ ιслոፄуշጲբ ቺик եза нызιкተግа. Ди се ρոքωቲабա. Пураςиրብ ֆажէնዐηըξε коπеда ցасеպиժ оջ δабуն ի беጻոጤօւፃх зυниς χաн мθ աንэቲጯч թոзетото. Сጢጯ ጻигօծуск бреφաпитв փաቂаլθ ուሑըմыξεц хрօко ራሡогэхխщуц υκխт вቡ եгክнጊпсէкጶ жፊςኟձፕ ሺкро օբоζуλረвоδ цεզθфէшէη ሏղужопрոγо улибዒстиድէ бθцыχጹкиη. Оዟещቡլитв օւοፗዟհ փепрусн брεмι ቱоմ а ሹс ኞвсеноդቨ. Αжοмо ኅмуср, ሃегፗ οմо дерαц ፄωպуቀխሚоղ ср тոከօп дሩተ σиснεниኻюφ умէብጿ оцаслօфοկо ν θру ቇдроμо. Ζατ ኆаծа охуби իхαየխφቹգ. ዖж еρаχኟге сунаሿощοйу скаሹ дጇμекըнխпр տባвсուջ. . 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID ke0lRFf41yrssvKHcMXxaWzjiI1YasS4-xrWZ_UdcXRUS5UKmkY-qg== وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَٰلُهُم بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ ۩ Arab-Latin Wa lillāhi yasjudu man fis-samāwāti wal-arḍi ṭau'aw wa kar-haw wa ẓilāluhum bil-guduwwi wal-āṣālArtinya Hanya kepada Allah-lah sujud patuh segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa dan sujud pula bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari. Ar-Ra'd 14 ✵ Ar-Ra'd 16 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Menarik Berkaitan Dengan Surat Ar-Ra’d Ayat 15 Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Ra’d Ayat 15 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa hikmah menarik dari ayat ini. Ada beberapa penjelasan dari beragam ahli tafsir berkaitan makna surat Ar-Ra’d ayat 15, sebagiannya sebagaimana tercantum📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan kepada Allah semata bersujudnya dalam keadaan tunduk dan patuh setiap yang ada di langit dan dibumi. Maka orang-orang mukmin itu tunduk kepadaNya dengan suka rela, sedang orang-orang kafir tunduk dengan dipaksa, sebab mereka menyombongkan diri, enggan untuk beribadah kepadaNya. Adapaun keadaan dan fitrah mereka justru mendustakan mereka terkait hal tersebut. Begitu juga bayang-bayang makhluk-makhluk tunduk kepada keagunganNya, bergerak dengan iradahNya di permulaan siang dan penutup hari.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram15. Hanya kepada Allah semata seluruh apa yang ada di langit dan di bumi tunduk dengan bersujud, orang Mukmin dan orang kafir dalam hal ini adalah sama, hanya saja orang Mukmin tunduk dan sujud kepada Allah dengan suka rela, sementara orang kafir tunduk karena terpaksa. Fitrah orang mukmin membisikinya untuk tunduk kepada-Nya secara suka rela. Hanya kepada-Nya semua bayangan makhluk tunduk di pagi dan petang hari.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah15. Dan hanya kepada Allah penduduk langit dan bumi tunduk dan patuh; orang-orang yang beriman tunduk dengan suka rela, sedangkan orang-orang kafir tunduk dengan terpaksa pada saat mereka tertimpa musibah; demikian pula orang-orang zalim. Dan segala makhluk dan bayangannya bersujud kepada Allah dengan memanjang di tanah pada waktu pagi dan sore dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah15. وَ ِللهِ يَسْجُدُ مَن فِى السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ Hanya kepada Allah-lah sujud patuh segala apa yang di langit dan di bumi Yang dimaksud dengan sujud disini adalah ketaatan kepada perintah dan aturan-Nya dalam diri makhluk-makhluk tersebut seperti kesehatan dan penyakit, hidup dan mati, dan kaya dan miskin. طَوْعًا وَكَرْهًاbaik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa Orang-orang kafir patuh kepada aturan Allah dengan terpaksa, sedangkan orang-orang beriman patuh dengan penuh kerelaan sehingga mereka menyembah Allah sebagaimana yang Dia perintahkan. وَظِلٰلُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِdan sujud pula bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari Yakni bayangan manusia yang selalu mengikutinya, ikut bersujud dengan perintah Allah. Allah menyebutkan waktu pagi dan petang karena di waktu tersebut bayangan tampak lebih jelas.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah15. Dan hanya kepada Allahlah seluruh yang ada di langit dan bumi itu tunduk karena taat, yaitu orang-orang yang beriman pada waktu senang dan susah, atau karena terpaksa, yaitu orang-orang kufur pada saat menderita dan susah. Sel-sel mereka juga tunduk mengikuti tunduknya pemiliknya di permulaan siang dan waktu setelah ashar sampai maghrib. Dua waktu ini lebih baik dipenuhi dengan dzikir karena bertambahnya bayang-bayang yang tampak pada saat itu.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Hanya kepada Allahlah siapa saja yang ada di langit dan di bumi bersujud, karena sukarela maupun terpaksa, begitu juga bayang-bayang mereka} bayang-bayang orang yang memiliki bayangan di antara mereka {pada waktu pagi dan petang} di awal dan akhir siangMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H15. Segala sesuatu yang berada di dalam langit dan bumi tunduk patuh kepada Rabbnya, sujud kepadaNya “baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa,” maka sikap sukarela adalah bagi orang yang melakukan sujud dan tunduk patuh atas keinginan sendiri sebagaimana tunduknya kaum Mukminin. Sementara keterpaksaan adalah bagi oranag yang menyombongkan diri dari beribadah kepada Rabbnya. Padahal kondisi dan fitrahnya mendustakannya dalam hal tersebut. “Dan bayang-bayangnya di waktu pagi dan waktu petang sujud pula,” dan bayang-bayang para makhluk di permulaan hari dan penghujungnya bersujud pula. Cara bersujud masing-masing makhluk sesuai dengan kondisinya sebagaimana yang difirmankan Allah, "Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." Al-Isra44. Apabila setiap makhluk telah bersujud kepada Rabbnya, baik dengan sukarela atau terpaksa, maka Dia-lah sesembahan yang benar, Dzat yang disembah lagi terpuji dengan sebenarnya. Maka, label ketuhanan baagi selainnya adalah batil. Olleh karenanya, Dia menyebutkan kebatilan ketuhanan bagi selainNya, dan mengetengahkan sejumlah buktinya dengan berfirman,📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ bil ghuduwwi wal aashaal pada al-bukr jamak dari bukrah pagi hari dan al-asyaayaa jamak dari asyiyyah malam hari. Makna ayat Firman-nya وَلِلَّهِۤ يَسۡجُدُۤ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ yaitu para malaikat وَٱلۡأَرۡضِ dari kalangan orang yang beriman sujud kepada-Nya dengan senang hati dan munafik sujud secara terpaksa, وَظِلَٰلُهُم bayangan mereka juga ikut bersujud بِٱلۡغُدُوِّ di awal siang وَٱلۡأٓصَالِ di akhir siang, dan makna dari ayat yang mulia ini Jika orang-orang kafir enggan sujud, tidak mau taat beribadah hanya kepada Allah ta’ala, maka sesungguhnya senantiasa sujud kepada Allah, siapapun yang ada di langit, berupa malaikat, dan di bumi, berupa jin dan manusia yang beriman, mereka sujud dengan senang hati, orang kafir mereka akan bersujud jika dipaksa, orang munafik mereka sujud dengan berat hati dan terpaksa, dan bayangan mereka sujud kepada-Nya di pagi hari dan petang sebagaimana mereka tunduk kepada ketentuan Allah dan hukum-Nya sehingga mereka tidak bias keluar darinya bagaimananpun juga. Dia lah yang telah menciptakan mereka, membentuk mereka sesuai kehendak-Nya, memberikan mereka rizki, dan mematikan mereka kapanpun ia kehendaki, maka sujud, ketundukkan, serta ruku’ apa yang pantas untuk ini semua? Pelajaran dari ayat • Makhluk seluruhnya sujud kepada Allah baik ia dengan senang hati atau dengan terpaksa, karena seluruhnya tunduk dan patuh di bawah hukum Allah dan pengaturan-Nya. • Disyariatkan sujud bagi qari’ dan pendengar ketika dibacakan ayat وَظِلَٰلُهُم بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ۩, disunnahkan juga dalam keadaan suci, menghadap kiblat, dan bertakbir ketika turun sujud dan naik darinya, dan tidak perlu salam.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Ar-Ra’d ayat 15 Seperti halnya orang-orang mukmin. Seperti halnya orang-orang munafik. Segala sesuatu sujud sesuai keadaannya masing-masing. Jika semua semakhluk bersujud kepada-Nya baik dengan senang atau terpaksa, maka dapat diketahui bahwa Allah Dialah Tuhan yang sebenarnya, yang berhak disembah dan dipuji dengan sebenarnya, dan bahwa penuhanan selain-Nya adalah batil. Oleh karena itu, pada ayat selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kebatilannya dan menyebutkan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Ra’d Ayat 15Hanya kepada Allah-lah manusia pantas memanjatkan doa. Karena itu, hanya kepada dia pula seharusnya makhluk bersujud dan merendahkan diri. Dan semua makhluk sujud kepada Allah, baik makhluk yang ada di langit maupun makhluk yang ada di bumi, baik dengan sadar dan kemauan sendiri, maupun dengan cara terpaksa; dan bersujud pula bayang-bayang mereka, pada waktu pagi dan petang hari. Ayat-ayat yang lalu telah membuktikan betapa Allah mahakuasa, maha mengetahui, dan mahaperkasa. Melalui ayat berikut Allah lalu meminta nabi Muhammad mengajukan pertanyaan kepada orangorang kafir. Katakanlah, siapakah tuhan pemilik langit dan bumi' katakanlah, wahai nabi Muhammad, Allah. Katakanlah lagi kepada mereka, pantaskah kamu, wahai penduduk mekah, mengambil berhala sebagai pelindung-pelindung selain Allah, padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi dirinya sendiri' katakanlah, wahai nabi, samakah orang yang buta dengan yang dapat melihat' atau samakah keadaan yang gelap gulita dengan keadaan yang terang benderang' apakah mereka, yakni orang yang menyekutukan Allah, menjadikan pula sekutu-sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya, sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka' katakanlah, Allah adalah pencipta segala sesuatu, tidak akan pernah ada yang wujud kecuali dia ciptakan, dan dia tuhan yang maha esa, dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian pelbagai penafsiran dari para mufassir terhadap isi dan arti surat Ar-Ra’d ayat 15 arab-latin dan artinya, semoga menambah kebaikan bagi kita. Support usaha kami dengan memberikan backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Yang Paling Sering Dicari Telaah berbagai topik yang paling sering dicari, seperti surat/ayat Al-Ma’idah 2, At-Takatsur, Al-Isra 23, Yunus 40-41, Ali Imran, Al-Baqarah 83. Ada pula An-Nur 2, Asy-Syams, Al-Baqarah 286, Al-Mujadalah 11, Al-Hujurat 12, Az-Zalzalah. Al-Ma’idah 2At-TakatsurAl-Isra 23Yunus 40-41Ali ImranAl-Baqarah 83An-Nur 2Asy-SyamsAl-Baqarah 286Al-Mujadalah 11Al-Hujurat 12Az-Zalzalah Pencarian al waqiah tafsirweb, quran surat al maidah ayat 48, ayat al mulk, surat tabbat, اللهم رب الناس أذهب البأس اشف أنت الشافي لا شافي إلا أنت شفاء لا يغادر سقما Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah الۤمّۤرٰۗ تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِۗ وَالَّذِيْٓ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ الْحَقُّ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُوْنَ Alif lām mīm rā, tilka āyātul-kitābi, wal-lażī unzila ilaika mir rabbikal-ḥaqqu wa lākinna akṡaran-nāsi lā yu'minūna. Alif Lām Mīm Rā. Itulah ayat-ayat Kitab Al-Qur’an. Kitab yang diturunkan kepadamu Nabi Muhammad dari Tuhanmu itu adalah kebenaran, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. اَللّٰهُ الَّذِيْ رَفَعَ السَّمٰوٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ يُدَبِّرُ الْاَمْرَ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّكُمْ تُوْقِنُوْنَ Allāhul-lażī rafaas-samāwāti bigairi amadin taraunahā ṡummastawā alal-arsyi wa sakhkharasy-syamsa wal-qamara, kulluy yajrī li'ajalim musammān, yudabbirul-amra yufaṣṣilul-āyāti laallakum biliqā'i rabbikum tūqinūna. Allah yang meninggikan langit tanpa tiang yang dapat kamu lihat. Kemudian, Dia bersemayam di atas Arasy serta menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang telah ditentukan kiamat. Dia Allah mengatur urusan makhluk-Nya dan memerinci tanda-tanda kebesaran-Nya agar kamu meyakini pertemuan kamu dengan Tuhanmu. وَهُوَ الَّذِيْ مَدَّ الْاَرْضَ وَجَعَلَ فِيْهَا رَوَاسِيَ وَاَنْهٰرًا ۗوَمِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ جَعَلَ فِيْهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِى الَّيْلَ النَّهَارَۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ Wa huwal-lażī maddal-arḍa wa jaala fīhā rawāsiya wa anhārān, wa min kulliṡ-ṡamarāti jaala fīhā zaujainiṡnaini yugsyil-lailan-nahāra, inna fī żālika la'āyātil liqaumiy yatafakkarūna. Dialah yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dia menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan dan menutupkan malam pada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. وَفِى الْاَرْضِ قِطَعٌ مُّتَجٰوِرٰتٌ وَّجَنّٰتٌ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّزَرْعٌ وَّنَخِيْلٌ صِنْوَانٌ وَّغَيْرُ صِنْوَانٍ يُّسْقٰى بِمَاۤءٍ وَّاحِدٍۙ وَّنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلٰى بَعْضٍ فِى الْاُكُلِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ Wa fil-arḍi qiṭaum mutajāwirātuw wa jannātum min anābiw wa zaruw wa nakhīlun ṣinwānuw wa gairu ṣinwāniy yusqā bimā'iw wāḥidin, wa nufaḍḍilu baḍahā alā baḍin fil-ukuli, inna fī żālika la'āyātil liqaumiy yaqilūna. Di bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang. Semua disirami dengan air yang sama, tetapi Kami melebihkan tanaman yang satu atas yang lainnya dalam hal rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang mengerti. ۞ وَاِنْ تَعْجَبْ فَعَجَبٌ قَوْلُهُمْ ءَاِذَا كُنَّا تُرٰبًا ءَاِنَّا لَفِيْ خَلْقٍ جَدِيْدٍ ەۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِرَبِّهِمْۚ وَاُولٰۤىِٕكَ الْاَغْلٰلُ فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ Wa in tajab fa ajabun qauluhum a'iżā kunnā turāban a'innā lafī khalqin jadīdin, ulā'ikal-lażīna kafarū birabbihim, wa ulā'ikal-aglālu fī anāqihim, wa ulā'ika aṣḥābun-nāri, hum fīhā khālidūna. Jika engkau Nabi Muhammad heran, justru yang mengherankan adalah ucapan mereka orang-orang kafir, “Apakah bila kami telah menjadi tanah, kami benar-benar akan dikembalikan menjadi makhluk yang baru?” Mereka itulah orang-orang yang kufur kepada Tuhannya. Mereka itulah orang-orang yang dilekatkan belenggu di lehernya. Mereka adalah para penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. وَيَسْتَعْجِلُوْنَكَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ وَقَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمُ الْمَثُلٰتُۗ وَاِنَّ رَبَّكَ لَذُوْ مَغْفِرَةٍ لِّلنَّاسِ عَلٰى ظُلْمِهِمْۚ وَاِنَّ رَبَّكَ لَشَدِيْدُ الْعِقَابِ Wa yastajilūnaka bis-sayyi'ati qablal-ḥasanati wa qad khalat min qablihimul-maṡulātu, wa inna rabbaka lażū magfiratil lin-nāsi alā ẓulmihim, wa inna rabbaka lasyadīdul-iqābi. Mereka meminta kepadamu agar keburukan siksaan dipercepat sebelum datangnya kebaikan, padahal sungguh telah berlalu bermacam-macam contoh siksaan sebelum mereka. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar memiliki ampunan bagi manusia meskipun mereka zalim. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar keras hukuman-Nya. وَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ اٰيَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖۗ اِنَّمَآ اَنْتَ مُنْذِرٌ وَّلِكُلِّ قَوْمٍ هَادٍ ࣖ Wa yaqūlul-lażīna kafarū lau lā unzila alaihi āyatum mir rabbihī, innamā anta munżiruw wa likulli qaumin hādin. Orang-orang yang kufur berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya Nabi Muhammad suatu tanda mukjizat dari Tuhannya?” Sesungguhnya engkau Nabi Muhammad hanyalah seorang pemberi peringatan dan bagi setiap kaum ada pemberi petunjuk. اَللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ اُنْثٰى وَمَا تَغِيْضُ الْاَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ ۗوَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهٗ بِمِقْدَارٍ Allāhu yalamu mā taḥmilu kullu unṡā wa mā tagīḍul-arḥāmu wa mā tazdādu, wa kullu syai'in indahū bimiqdārin. Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan dan apa yang berkurang tidak sempurna dalam rahim dan apa yang bertambah. Segala sesuatu ada ketentuan di sisi-Nya. عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيْرُ الْمُتَعَالِ Alimul-gaibi wasy-syahādatil-kabīrul-mutaāli. Allahlah yang mengetahui semua yang gaib dan yang nyata. Dia Yang Mahabesar lagi Mahatinggi. سَوَاۤءٌ مِّنْكُمْ مَّنْ اَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهٖ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍۢ بِالَّيْلِ وَسَارِبٌۢ بِالنَّهَارِ Sawā'um minkum man asarral-qaula wa man jahara bihī wa man huwa mustakhfim bil-laili wa sāribum bin-nahāri. Sama saja bagi Allah, siapa di antara kamu yang merahasiakan ucapan, siapa yang berterus terang dengannya, siapa yang bersembunyi pada malam hari dan siapa yang berjalan pada siang hari. لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ Lahū muaqqibātum mim baini yadaihi wa min khalfihī yaḥfaẓūnahū min amrillāhi, innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirū mā bi'anfusihim, wa iżā arādallāhu biqaumin sū'an falā maradda lahū, wa mā lahum min dūnihī miw wālin. Baginya manusia ada malaikat-malaikat yang menyertainya secara bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka. Apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tidak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. هُوَ الَّذِيْ يُرِيْكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَّطَمَعًا وَّيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَۚ Huwal-lażī yurīkumul -barqa khaufaw wa ṭamaaw wa yunsyi'us -saḥābaṡ-ṡiqāla. Dialah yang memperlihatkan kepadamu kilat untuk menimbulkan ketakutan dan harapan akan turun hujan serta menjadikan awan yang berat mendung. وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهٖ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ مِنْ خِيْفَتِهٖۚ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيْبُ بِهَا مَنْ يَّشَاۤءُ وَهُمْ يُجَادِلُوْنَ فِى اللّٰهِ ۚوَهُوَ شَدِيْدُ الْمِحَالِۗ Wa yusabbiḥur-radu biḥamdihī wal-malā'ikatu min khīfatihī, wa yursiluṣ-ṣawāiqa fa yuṣību bihā may yasyā'u wa hum yujālidilūna fillāhi, wa huwa syadīdul-miḥāli. Guruh bertasbih dengan memuji-Nya, demikian pula malaikat karena takut kepada-Nya. Dia Allah melepaskan petir, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Sementara itu, mereka orang-orang kafir berbantah-bantahan tentang kekuasaan Allah, padahal Dia Mahakeras hukuman-Nya. لَهٗ دَعْوَةُ الْحَقِّۗ وَالَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ لَا يَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُمْ بِشَيْءٍ اِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ اِلَى الْمَاۤءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهٖۗ وَمَا دُعَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ Lahū dawatul-ḥaqqi, wal-lażīna yadūna min dūnihī lā yastajībūna lahum bisyai'in illā kabāsiṭi kaffaihi ilal-mā'i liyabluga fāhu wa mā huwa bibāligihī, wa mā duā'ul-kāfirīna illā fī ḍalālin. Hanya bagi Allahlah seruan yang hak. Sesembahan yang mereka seru selain Dia, tidak dapat mengabulkan apa pun bagi mereka, kecuali seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air agar air sampai ke mulutnya, padahal air itu tidak akan sampai ke mulutnya. Tidaklah seruan orang-orang kafir itu kecuali dalam kesia-siaan. وَلِلّٰهِ يَسْجُدُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ طَوْعًا وَّكَرْهًا وَّظِلٰلُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ ۩ Wa lillāhi yasjudu man fis-samāwāti wal-arḍi ṭauaw wa karhaw wa ẓilāluhum bil-guduwwi wal-āṣāli. Hanya kepada Allahlah siapa saja yang ada di langit dan di bumi bersujud, baik dengan kemauan sendiri maupun terpaksa. Bersujud pula kepada-Nya bayang-bayang mereka pada waktu pagi dan petang hari. قُلْ مَنْ رَّبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قُلِ اللّٰهُ ۗقُلْ اَفَاتَّخَذْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَ لَا يَمْلِكُوْنَ لِاَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَّلَا ضَرًّاۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الْاَعْمٰى وَالْبَصِيْرُ ەۙ اَمْ هَلْ تَسْتَوِى الظُّلُمٰتُ وَالنُّوْرُ ەۚ اَمْ جَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَاۤءَ خَلَقُوْا كَخَلْقِهٖ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْۗ قُلِ اللّٰهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَّهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ Qul mar rabbus-samāwāti wal-arḍi, qulillāhu, qul afattakhażtum min dūnihī auliyā'a lā yamlikūna li'anfusihim nafaw wa lā ḍarrān, qul hal yastawil-amā wal-baṣīru, am hal tastawiẓ-ẓulumātu wan-nūru, am jaalū lillāhi syurakā'a khalaqū kakhalqihī fa tasyābahal-khalqu alaihim, qulillāhu khāliqu kulli syai'iw wa huwal-wāḥidul-qahhāru. Katakanlah Nabi Muhammad, “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Katakanlah, “Allah.” Katakanlah, “Pantaskah kamu menjadikan selain Dia sebagai pelindung, padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi dirinya sendiri?” Katakanlah, “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang dapat melihat? Atau, samakah kegelapan dengan cahaya? Atau, apakah mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah yang diyakini dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah, “Allah pencipta segala sesuatu dan Dialah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.” اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَسَالَتْ اَوْدِيَةٌ ۢ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَّابِيًا ۗوَمِمَّا يُوْقِدُوْنَ عَلَيْهِ فِى النَّارِ ابْتِغَاۤءَ حِلْيَةٍ اَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِّثْلُهٗ ۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ ەۗ فَاَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاۤءً ۚوَاَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِى الْاَرْضِۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ ۗ Anzala minas-samā'i mā'an fa sālat audiyatum biqadarihā faḥtamalas-sailu zabadar rābiyān, wa mimmā yūqidūna alaihi fin-nāribtigā'a ḥilyatin au matāin zabadum miṡluhū, każālika yaḍribullāhul-ḥaqqa wal-bāṭila, fa ammaz-zabadu fa yażhabu jufā'ān, wa ammā mā yanfaun-nāsa fa yamkuṡu fil-arḍi, każālika yaḍribullāhul-amṡāla. Dia telah menurunkan air dari langit, lalu mengalirlah air itu di lembah-lembah sesuai dengan ukurannya. Arus itu membawa buih yang mengambang. Dari apa logam yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada pula buih seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang hak dan batil. Buih akan hilang tidak berguna, sedangkan yang bermanfaat bagi manusia akan menetap di dalam bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan. لِلَّذِيْنَ اسْتَجَابُوْا لِرَبِّهِمُ الْحُسْنٰىۗ وَالَّذِيْنَ لَمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَهٗ لَوْ اَنَّ لَهُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا وَّمِثْلَهٗ مَعَهٗ لَافْتَدَوْا بِهٖ ۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ سُوْۤءُ الْحِسَابِ ەۙ وَمَأْوٰىهُمْ جَهَنَّمُ ۗوَبِئْسَ الْمِهَادُ ࣖ Lil-lażīnastajābū lirabbihimul-ḥusnā, wal-lażīna lam yastajībū lahū lau anna lahum mā fil-arḍi jamīaw wa miṡlahū maahū laftadau bihī, ulā'ika lahum sū'ul-ḥisābi, wa ma'wāhum jahannamu, wa bi'sal-mihādu. Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, disediakan balasan yang terbaik surga. Sebaliknya, bagi orang-orang yang tidak memenuhi seruan-Nya, sekiranya mereka memiliki semua yang ada di bumi dan ditambah sebanyak itu lagi, niscaya mereka akan menebus dirinya dari azab Allah pada hari Kiamat dengan hartanya itu. Mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan hisab perhitungan yang buruk, tempat kediamannya adalah neraka Jahanam, dan itulah seburuk-buruknya tempat kediaman. ۞ اَفَمَنْ يَّعْلَمُ اَنَّمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ اَعْمٰىۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِۙ Afamay yalamu annamā unzila ilaika mir rabbikal-ḥaqqu kaman huwa amā, innamā yatażakkaru ulul-albābi. Apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu Nabi Muhammad dari Tuhanmu adalah kebenaran sama dengan orang yang buta? Hanya orang yang berakal sehat sajalah yang dapat mengambil pelajaran. الَّذِيْنَ يُوْفُوْنَ بِعَهْدِ اللّٰهِ وَلَا يَنْقُضُوْنَ الْمِيْثَاقَۙ Al-lażīna yūfūna biahdillāhi wa lā yanquḍūnal-mīṡāqa. Yaitu orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak membatalkan perjanjian. وَالَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُوْنَ سُوْۤءَ الْحِسَابِ ۗ Wal-lażīna yaṣilūna mā amarallāhu bihī ay yūṣala wa yakhsyauna rabbahum wa yakhāfūna sū'al-ḥisābi. Orang-orang yang menghubungkan apa yang Allah perintahkan untuk disambungkan seperti silaturahmi, takut kepada Tuhannya, dan takut pula pada hisab yang buruk. وَالَّذِيْنَ صَبَرُوا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً وَّيَدْرَءُوْنَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِۙ Wal-lażīna ṣabarubtigā'a wajhi rabbihim wa aqāmuṣ-ṣalāta wa anfaqū mimmā razaqnāhum sirraw wa alāniyataw wa yadra'ūna bil-ḥasanatis-sayyi'ata ulā'ika lahum uqbad-dāri. Orang-orang yang bersabar demi mencari keridaan Tuhan mereka, mendirikan salat, menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, dan membalas keburukan dengan kebaikan, orang-orang itulah yang mendapatkan tempat kesudahan yang baik. جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍۚ Jannātu adniy yadkhulūnahā wa man ṣalaḥa min ābā'ihim wa azwājihim wa żurriyyātihim wal-malā'ikatu yadkhulūna alaihim min kulli bābin. Yaitu surga-surga Adn. Mereka memasukinya bersama orang saleh dari leluhur, pasangan-pasangan, dan keturunan-keturunan mereka, sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat mereka dari semua pintu. سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِۗ Salāmun alaikum bimā ṣabartum fa nima uqbad-dāri. Malaikat berkata, “Salāmun alaikum semoga keselamatan tercurah kepadamu karena kesabaranmu.” Itulah sebaik-baiknya tempat kesudahan surga. وَالَّذِيْنَ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَ اللّٰهِ مِنْ ۢ بَعْدِ مِيْثَاقِهٖ وَيَقْطَعُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيُفْسِدُوْنَ فِى الْاَرْضِۙ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوْۤءُ الدَّارِ Wal-lażīna yanquḍūna ahdallāhi mim badi mīṡāqihī wa yaqṭaūna mā amarallāhu bihī ay yūṣala wa yufsidūna fil-arḍi, ulā'ika lahumul-lanatu wa lahum sū'ud-dāri. Orang-orang yang melanggar perjanjian dengan Allah setelah diteguhkan, memutuskan apa yang diperintahkan Allah untuk disambungkan seperti silaturahmi, dan berbuat kerusakan di bumi; mereka itulah orang-orang yang mendapat laknat dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk Jahanam. اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ ۗوَفَرِحُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا مَتَاعٌ ࣖ Allāhu yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u wa yaqdiru, wa fariḥū bil-ḥayātid-dun-yā, wa mal-ḥayātud-dun-yā fil-ākhirati illā matāun. Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia dibandingkan akhirat hanyalah kesenangan yang sedikit. وَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ اٰيَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖۗ قُلْ اِنَّ اللّٰهَ يُضِلُّ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْٓ اِلَيْهِ مَنْ اَنَابَۖ Wa yaqūlul-lażīna kafarū lau lā unzila alaihi āyatum mir rabbihī, qul innallāha yuḍillu may yasyā'u wa yahdī ilaihi man anāba. Orang-orang yang kufur berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya Nabi Muhammad tanda mukjizat dari Tuhannya?” Katakanlah Nabi Muhammad, “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk ke jalan-Nya bagi orang yang bertobat.” الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ Al-lażīna āmanū wa taṭma'innu qulūbuhum biżikrillāhi, alā biżikrillāhi taṭma'innul-qulūbu. Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram. اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ طُوْبٰى لَهُمْ وَحُسْنُ مَاٰبٍ Allażīna āmanū wa amiluṣ-ṣāliḥāti ṭūbā lahum wa ḥusnu ma'ābin. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. كَذٰلِكَ اَرْسَلْنٰكَ فِيْٓ اُمَّةٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهَآ اُمَمٌ لِّتَتْلُوَا۟ عَلَيْهِمُ الَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ وَهُمْ يَكْفُرُوْنَ بِالرَّحْمٰنِۗ قُلْ هُوَ رَبِّيْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ مَتَابِ Każālika arsalnāka fī ummatin qad khalat min qablihā umamul litatluwa alaihimul-lażī auḥainā ilaika wa hum yakfurūna bir-raḥmāni, qul huwa rabbī lā ilāha illā huwa, alaihi tawakkaltu wa ilaihi matābi. Seperti pengutusan para rasul sebelummu itulah, Kami juga mengutusmu Nabi Muhammad kepada suatu umat yang sungguh sebelumnya telah berlalu beberapa umat agar engkau bacakan kepada mereka Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka ingkar kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Katakanlah, “Dia Tuhanku, tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku bertobat.” وَلَوْ اَنَّ قُرْاٰنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ اَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْاَرْضُ اَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتٰىۗ بَلْ لِّلّٰهِ الْاَمْرُ جَمِيْعًاۗ اَفَلَمْ يَا۟يْـَٔسِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَلَا يَزَالُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا تُصِيْبُهُمْ بِمَا صَنَعُوْا قَارِعَةٌ اَوْ تَحُلُّ قَرِيْبًا مِّنْ دَارِهِمْ حَتّٰى يَأْتِيَ وَعْدُ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَادَ ࣖ Wa lau anna qur'ānan suyyirat bihil-jibālu au quṭṭiat bihil-arḍu au kullima bihil-mautā, bal lillāhil-amru jamīān, afalam yai'asil-lażīna āmanū allau yasyā'ullāhu lahadan-nāsa jamīān, wa lā yazālul-lażīna kafarū tuṣībuhum bimā ṣanaū qāriatun au taḥullu qarībam min dārihim ḥattā ya'tiya wadullāhi, innallāha lā yukhliful-mīāda. Sekiranya ada suatu bacaan Kitab Suci yang dengannya gunung-gunung dapat digeserkan, bumi dibelah, atau orang mati dapat diajak bicara, itulah Al-Qur’an. Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki, tentu Allah telah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Orang-orang yang kufur senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi di dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَاَمْلَيْتُ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثُمَّ اَخَذْتُهُمْ فَكَيْفَ كَانَ عِقَابِ Wa laqadistuhzi'a birusulim min qablika fa amlaitu lil-lażīna kafarū ṡumma akhażtuhum fa kaifa kāna iqābi. Sungguh, para rasul sebelum engkau Nabi Muhammad benar-benar telah diolok-olok. Maka, Aku memberi tenggang waktu kepada orang-orang yang kufur itu, kemudian Aku siksa mereka. Alangkah dahsyatnya hukuman-Ku! اَفَمَنْ هُوَ قَاۤىِٕمٌ عَلٰى كُلِّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْۚ وَجَعَلُوْا لِلّٰهِ شُرَكَاۤءَ ۗ قُلْ سَمُّوْهُمْۗ اَمْ تُنَبِّـُٔوْنَهٗ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِى الْاَرْضِ اَمْ بِظَاهِرٍ مِّنَ الْقَوْلِ ۗبَلْ زُيِّنَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا مَكْرُهُمْ وَصُدُّوْا عَنِ السَّبِيْلِ ۗوَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ Afaman huwa qā'imun alā kulli nafsim bimā kasabat, wa jaalū lillāhi syurakā'a, qul sammūhum, am tunabbi'ūnahū bimā lā yalamu fil-arḍi am biẓāhirim minal-qauli, bal zuyyina lil-lażīna kafarū makruhum wa ṣuddū anis-sabīli, wa may yuḍlilillāhu famā lahū min hādin. Apakah Dia yang mengawasi setiap jiwa atas apa yang diperbuatnya sama dengan tuhan yang tidak demikian? Mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah. Katakanlah Nabi Muhammad, “Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu! Apakah kamu hendak memberitahukan kepada-Nya apa yang tidak diketahui-Nya di bumi atau mengatakan tentang hal itu sekadar perkataan pada lahirnya saja.” Sebenarnya bagi orang-orang yang kufur, tipu daya mereka itu dijadikan terasa indah dan mereka dihalangi dari jalan yang benar. Siapa yang disesatkan Allah, tidak ada seorang pun yang dapat memberi petunjuk baginya. لَهُمْ عَذَابٌ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَلَعَذَابُ الْاٰخِرَةِ اَشَقُّۚ وَمَا لَهُمْ مِّنَ اللّٰهِ مِنْ وَّاقٍ Lahum ażābun fil-ḥayātid-dun-yā wa laażābul-ākhirati asyaqqu, wa mā lahum minallāhi miw wāqin. Bagi merekalah azab yang pedih dalam kehidupan dunia dan azab akhirat pasti lebih pedih. Tidak ada seorang pun yang melindungi mereka dari azab Allah. ۞ مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِيْ وُعِدَ الْمُتَّقُوْنَۗ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۗ اُكُلُهَا دَاۤىِٕمٌ وَّظِلُّهَاۗ تِلْكَ عُقْبَى الَّذِيْنَ اتَّقَوْا ۖوَّعُقْبَى الْكٰفِرِيْنَ النَّارُ Maṡalul-jannatil-latī wuidal-muttaqūna, tajrī min taḥtihal-anhāru, ukuluhā dā'imuw wa ẓilluhā, tilka uqbal-lażīnattaqau, wa uqbal-kāfirīnan-nāru. Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa ialah seperti taman, mengalir di bawahnya sungai-sungai; senantiasa berbuah dan teduh. Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa. Sedangkan tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka. وَالَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يَفْرَحُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمِنَ الْاَحْزَابِ مَنْ يُّنْكِرُ بَعْضَهٗ ۗ قُلْ اِنَّمَآ اُمِرْتُ اَنْ اَعْبُدَ اللّٰهَ وَلَآ اُشْرِكَ بِهٖ ۗاِلَيْهِ اَدْعُوْا وَاِلَيْهِ مَاٰبِ Wal-lażīna ātaināhumul-kitāba yafraḥūna bimā unzila ilaika wa minal-aḥzābi may yunkiru baḍahū, qul innamā umirtu an abudallāha wa lā usyrika bihī, ilaihi adū wa ilaihi ma'ābi. Orang-orang yang telah Kami berikan al-Kitab kepada mereka bergembira dengan apa kitab yang diturunkan kepadamu Nabi Muhammad. Di antara golongan-golongan itu Yahudi dan Nasrani ada yang mengingkari sebagiannya. Katakanlah, “Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya. Hanya kepada-Nya aku seru manusia dan hanya kepada-Nya aku kembali.” وَكَذٰلِكَ اَنْزَلْنٰهُ حُكْمًا عَرَبِيًّاۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَمَا جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا وَاقٍ ࣖ Wa każālika anzalnāhu ḥukman arabiyyān, wa la'inittabata ahwā'ahum bada mā jā'aka minal-ilmi, mā laka minallāhi miw waliyyiw wa lā wāqin. Demikianlah Kami telah menurunkannya Al-Qur’an sebagai penentu hukum yang berbahasa Arab. Sungguh, jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, niscaya engkau sekali-kali tidak mempunyai pelindung dan tidak pula pemelihara dari siksa Allah. وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ اَزْوَاجًا وَّذُرِّيَّةً ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗلِكُلِّ اَجَلٍ كِتَابٌ Wa laqad arsalnā rusulam min qablika wa jaalnā lahum azwājaw wa żurriyyahtan, wa mā kāna lirasūlin ay ya'tiya bi'āyatin illā bi'iżnillāhi, likulli ajalin kitābun. Sungguh Kami benar-benar telah mengutus para rasul sebelum engkau Nabi Muhammad dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Tidak mungkin bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu bukti mukjizat melainkan dengan izin Allah. Untuk setiap masa ada ketentuannya. يَمْحُوا اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ وَيُثْبِتُ ۚوَعِنْدَهٗٓ اُمُّ الْكِتٰبِ Yamḥullāhu mā yasyā'u wa yuṡbitu, wa indahū ummul-kitābi. Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Di sisi-Nyalah terdapat Ummul-Kitāb Lauh Mahfuz. وَاِنْ مَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِيْ نَعِدُهُمْ اَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَاِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلٰغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ Wa immā nuriyannaka baḍal-lażī naiduhum au natawaffayannaka fa innamā alaikal-balāgu wa alainal-ḥisābu. Sesungguhnya jika Kami perlihatkan kepadamu Nabi Muhammad, semasa hidupmu di dunia sebagian siksaan yang Kami ancamkan kepada mereka tentu engkau akan melihat kedahsyatannya, atau jika Kami wafatkan engkau sebelum itu, sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan, dan Kamilah yang memperhitungkan amal mereka. اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا نَأْتِى الْاَرْضَ نَنْقُصُهَا مِنْ اَطْرَافِهَاۗ وَاللّٰهُ يَحْكُمُ لَا مُعَقِّبَ لِحُكْمِهٖۗ وَهُوَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ Awa lam yarau annā na'til-arḍa nanquṣuhā min aṭrāfihā, wallāhu yaḥkumu lā muaqqiba liḥukmihī, wa huwa sarīul-ḥisābi. Apakah mereka tidak melihat bahwa Kami mendatangi daerah-daerah orang yang ingkar kepada Allah, lalu Kami kurangi daerah-daerah itu sedikit demi sedikit dari tepi-tepinya? Allah menetapkan hukum menurut kehendak-Nya tanpa ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; Dia Mahacepat perhitungan-Nya. وَقَدْ مَكَرَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلِلّٰهِ الْمَكْرُ جَمِيْعًا ۗيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍۗ وَسَيَعْلَمُ الْكُفّٰرُ لِمَنْ عُقْبَى الدَّارِ Wa qad makaral-lażīna min qablihim fa lillāhil-makru jamīān, yalamu mā taksibu kullu nafsin, wa sayalamul-kuffāru liman uqbad-dāri. Sungguh orang-orang sebelum mereka kafir Makkah telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap orang. Orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapakah tempat kesudahan yang baik. وَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَسْتَ مُرْسَلًا ۗ قُلْ كَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًاۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْۙ وَمَنْ عِنْدَهٗ عِلْمُ الْكِتٰبِ ࣖ Wa yaqūlul-lażīna kafarū lasta mursalān, qul kafā billāhi syahīdam bainī wa bainakum, wa man indahū ilmul-kitābi. Orang-orang yang kufur berkata, “Engkau Nabi Muhammad bukanlah seorang Rasul.” Katakanlah, “Cukuplah Allah dan orang yang menguasai ilmu al-Kitab menjadi saksi antara aku dan kamu.” Latin dan Terjemahan Surat Ar Ra’d Ayat 31 وَلَوْ أَنَّ قُرْءَانًا سُيِّرَتْ بِهِ ٱلْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ ٱلْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ ٱلْمَوْتَىٰ ۗ بَل لِّلَّهِ ٱلْأَمْرُ جَمِيعًا ۗ أَفَلَمْ يَا۟يْـَٔسِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن لَّوْ يَشَآءُ ٱللَّهُ لَهَدَى ٱلنَّاسَ جَمِيعًا ۗ وَلَا يَزَالُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ تُصِيبُهُم بِمَا صَنَعُوا۟ قَارِعَةٌ أَوْ تَحُلُّ قَرِيبًا مِّن دَارِهِمْ حَتَّىٰ يَأْتِىَ وَعْدُ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُخْلِفُ ٱلْمِيعَادَ Walau anna qurānan suyyirat bihil-jibālu au quṭṭi’at bihil-arḍu au kullima bihil-mautā, bal lillāhil-amru jamī’ā, a fa lam yaiasillażīna āmanū al lau yasyāullāhu laḥadan-nāsa jamī’ā, wa lā yazālullażīna kafarụ tuṣībuhum bimā ṣana’ụ qāri’atun au taḥullu qarībam min dārihim ḥattā yatiya wa’dullāh, innallāha lā yukhliful-mī’ād Artinya Dan sekiranya ada suatu bacaan kitab suci yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, tentulah Al Quran itulah dia. Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki semua manusia beriman, tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. Asbabun Nuzul Surat Ar Ra’d Ayat 31 Ath-Thabrani dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Mereka berkata kepada Nabi saw., “Kalau benar yang kamu katakan, tolong kamu perlihatkan kepada kami para leluhur kami yang telah mati agar kami bicara dengan mereka, juga ratakan gunung-gunung Mekah ini yang mengurung kita!” Maka turunlah ayat, Dan sekiranya ada suatu bacaan kitab suci yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, tentulah Al Quran itulah dia. Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki semua manusia beriman, tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. QS. Ar Ra’d 31 Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Athiyyah al-Aufi, katanya, “Mereka mengatakan kepada Nabi saw, “Dapatkah kamu menggerakkan gunung-gunung Mekah hingga melebar dan kami dapat bercocok tanam di sana, atau mengelilingi bumi seperti Sulaiman yang mengelilingi bumi dengan menunggangi angin atau menghidupkan orang-orang mati seperti Isa yang menghidupkan orang mati untuk kaumnya?” Maka Allah menurunkan ayat ini. Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Surat Ar Ra’d Ayat 31 Dan peringatkanlah orang kafir bahwa sekiranya ada suatu bacaan dalam bentuk kitab suci yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan dari tempatnya semula, atau bumi jadi terbelah dan mengalirkan sungai-sungai, atau orang yang sudah mati kembali hidup dan dapat berbicara—sekiranya Allah menghendaki—maka bacaan itu adalah Al-Qur’an, bukti kerasulan Nabi Muhammad. Sebenarnya segala urusan itu adalah milik Allah dan atas kehendak serta kewenangan-Nya. Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki, tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya sehingga semua beriman tanpa kecuali. Dan orang-orang kafir yang mengingkari Al-Qur’an senantiasa ditimpa bencana, seperti kekalahan melawan kaum mukmin, disebabkan perbuatan buruk mereka sendiri, atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sampai akhirnya datang janji Allah berupa kemenangan kaum mukmin dalam penaklukan kota Mekah. Sungguh, Allah tidak akan pernah menyalahi janji. Pada ayat ini, Allah menjelaskan kebesaran Al-Qur’an sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw. Namun sebelumnya, ayat ini menjelaskan bahwa walaupun ada satu bacaan atau Kitab Suci yang dapat menyebabkan gunung-gunung dapat berjalan, bumi dapat terbelah, atau orang-orang yang telah mati dapat hidup kembali dan berbicara, tetap akan ada orang-orang yang tidak beriman. Maksud pernyataan di atas adalah bahwa Allah telah memberikan mukjizat kepada Nabi Musa, seperti gunung Tur dapat berjalan, dan batu dapat mengeluarkan mata air setelah dipukul dengan tongkatnya. Allah swt juga telah memberikan mukjizat kepada Nabi Isa, sehingga ia dapat menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati. Kepada Nabi Muhammad, Allah telah memberikan mukjizat terbesar yaitu Al-Qur’an, mukjizat yang bersifat abadi dan tetap dapat dilihat sampai sekarang. Al- Qur’an mengandung bukti-bukti yang menunjukkan kebesaran kekuasaan Allah dan keindahan ciptaan-Nya. Selain itu, Al-Qur’an membawa hikmah-hikmah, hukum-hukum, dan peraturan-peraturan yang diperlukan manusia untuk mengatur kehidupan dalam berbagai bidang baik ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya, yang menjamin kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat jika mereka mau memahami dan mengamalkannya. Dengan demikian, mereka akan tampil menjadi bangsa dan umat yang terbaik di bumi ini. Menurut at-tabrani dari Ibnu Abbas bahwa ada sekelompok kaum musyrikin Mekah, antara lain Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah, mengadakan pertemuan di belakang Ka’bah, dan mengutus seseorang untuk memanggil Rasulullah saw. Beliau lalu datang ke tempat mereka, dan Abdullah bin Abi Umayyah mengatakan kepadanya bahwa mereka akan bersedia menjadi pengikutnya apabila beliau dapat membuktikan ke- mukjizatan Al-Qur’an untuk memindahkan gunung-gunung yang berada di sekitar Mekah, sehingga tempat tersebut menjadi lapang dan bisa dijadikan sebagai lahan pertanian. Jika hal tersebut dapat dilakukan Rasulullah, barulah mereka percaya bahwa ia benar-benar nabi dan rasul. Mereka juga meminta kepada Rasulullah agar dapat menguasai angin dan menjadikannya sebagai kendaraan pulang pergi dari Mekah ke negeri Syam. Menurut mereka, ini akan membuktikan bahwa Muhammad betul-betul nabi dan rasul Allah seperti Nabi Sulaiman yang mampu menggunakan angin sebagai kendaraan. Selain itu, mereka juga meminta agar Muhammad saw menghidupkan kembali nenek moyangnya yang telah lama meninggal dunia, seperti Qushai bin Kilab atau siapa saja yang mereka inginkan di antara nenek moyang mereka yang sudah mati. Mereka akan menanyakan kepada orang yang dihidupkan itu apakah dakwah yang disampaikan Muhammad saw benar atau tidak. Menurut mereka, hal ini adalah untuk membuktikan bahwa Nabi Muhammad saw benar-benar nabi dan rasul Allah sebagaimana halnya Nabi Isa as yang dengan mukjizatnya dapat menghidupkan kembali orang- orang yang telah mati. Allah swt lalu menurunkan ayat di atas untuk menegaskan bahwa seandainya Allah mengabulkan apa-apa yang mereka minta itu menjadi bagian dari kemukjizatan Al-Qur’an, pasti hal itu dapat terjadi, karena semuanya berada di bawah kekuasaan-Nya. Akan tetapi, seandainya hal tersebut benar-benar dikabulkan, mereka tetap tidak akan beriman kepada Allah, Nabi Muhammad, dan Al-Qur’an yang merupakan mukjizatnya. Nabi Muhammad sangat ingin agar mereka itu beriman, namun mereka itu tidak juga beriman, bahkan mengajukan permintaan yang beraneka ragam. Oleh karena itu dalam ayat ini, Allah swt memberikan hiburan kepadanya dengan menegaskan bahwa ia dan orang-orang mukmin harus betul-betul memahami bahwa jika Allah menghendaki semua manusia beriman, pastilah Allah memberi petunjuk kepada mereka semuanya. Selain itu, orang-orang mukmin harus meyakini pula bahwa orang-orang kafir itu senantiasa akan ditimpa bencana dan kemurkaan Allah karena kekafiran dan perbuatan buruk mereka. Bencana itu bisa terjadi di dekat tempat kediaman mereka, sehingga akhirnya datanglah apa yang dijanjikan Allah, yaitu kehancuran mereka sendiri. Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa janji Allah untuk menolong kaum Muslimin dan membinasakan orang-orang kafir pasti akan terjadi, karena Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Sumber Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Versi OnlineJalaludin As Suyuthi, Asbabun Nuzul Sebab Turunnya Ayat Al Quran, Gema Insani, hlm. 320.

surat ar ra d ayat 31 latin